Malam ini seperti biasa ku duduk di ambang
jendela kamarku memandangi jutaan bintang yang bersinar terang sambil menikmati
waktu kesendirianku. Yah hal itulah yang selalu aku lakukan dalam mengisi malam
– malam sepiku. Malam ini langit terlihat begitu indah, namun tak seindah
hatiku yang memendam sejuta kerinduan padanya. Kepada dia orang yang selalu
membuat hariku bahagia. Dia yang membuatku memiliki motivasi dan dialah orang
yang selau membuatku bangkit dari setiap keterpurukanku. Tanpaku sadari
fikiranku melayang pada masa itu.
Malam itu malam dimana menjadi detik – detik
terakhir penentuan dari seluruh perjuanganku selama 3 tahun di kampus biru itu.
Saat itu baru saja akan kupejamkan mataku , namun tiba – tiba hp ku berdering,
kulihat ternyata ada sebuah pesan singkat yang masuk ke ponselku.
From : Deshita
Kawan ada kabar ni dari KepSek kita
klo ktany angkatn kita bnyk yg gk
lulus nd kebnykn ank cwe..:(
|
Setelah
membaca pesan itu tanpa ragu akupun langsung memfowardnya ke nomor dia. Aku tak
peduli meskipun pada saat itu waktu sudah menunjukan pukul 10 malam. Hatiku
benar – benar resah dan gelisah. Di saat seperti itu dia hadir, dia pun
meneleponku.
“Hallo, assalamualaikum.”
Sapanya dengan lembut. Akupun membalas salamnya.
“Kepikiran sms yang tadi
ya? Sudahlah sayang gak usah di pikirin.
Ibu yakin kok anak – anak ibu pasti lulus semua, sekarang kamu tidur ya ini
sudah malam. Nanti tengah malam kita bangun dan bersama – sama solat tahajud ya
nak?” Ujarnya panjang lebar. Akupun hanya terdiam.
“Good night dear have a
nice dream.”
“Have a nice dream too
mom.” Itulah kata- kata penutup percakapanku dengannya malam itu.
***
Sesaat fikiranku melayang lagi pada suatu hari
dimana hari itu adalah hari penentuan kelulusanku. Hari yang sangat kubenci
karena hari itu yang membuat ku jauh dari dia dan sahabat – sahabatku. Masih
lekat dalam ingatanku, pada saat itu aku yang begitu kecewa melihat hasil
ujianku yang tidak memuaskan. Aku merasa menjadi orang yang begitu sial saat
itu. Aku merasa bersalah pada keluargaku karena tidak bisa memberikan yang
terbaik. Bahkan orang tuaku pun pulang terlebih dahulu lantaran kekecewaan
mereka. Pada saat itu aku merasa sendiri
, aku merasa sangat down dan membenci diriku sendiri. Di saat itulah dia datang.
“Nita kamu kenapa?Kamu
menangis sayang?”Tanyanya lembut seraya merangkulku.
“Ah gak kok bu, nit gak apa
– apa , td abis bercanda ama temen – temen keterusan, hehe.” Ujarku menutupi
semuanya, aku tak mau dia tahu kesedihanku.
“Nita gak usah bohong sama
ibu!! Ada apa kamu?” Tanyanya lagi.
“Nit gak apa – apa bu.”
Elakku lagi.
“Udahlah
kamu gak bisa boongin ibu, sekarang kamu ikut ibu ke rumah dan disana kamu bisa
ceritakan semua masalahmu, ok?” Ujarnya.
Akupun
hanya mengangguk dan mengikuti langkahnya menuju kendaraan roda dua yang biasa
dipakainya. Kamipun berboncengan menuju rumahnya.
Sesampainya
disana kuceritakan semua masalahku. Masih ku ingat jelas tatapan matanya yang
memancarkan sejuta kasih. Lembut tangannya yang menyeka air mataku.
***
Ahhh....
Aku
menghela nafas panjang..
Kini
semuanya telah hilang, kini ku tak lagi merasakan hangatnya kasih sayang dia.
Kini yang ku rasa hanyalah sebuah kehampaan dan kerinduan yang mendalam.
Tuhan..
Rasanya
ku tak kuat lagi menahan semua kerinduan ini..
Kapankah
aku bisa bertemu dengannya lagi?? Hmmm aku tak tau...
Perlahan
– lahan aku bangkit dari tempat dudukku dan melangkah menuju pembaringanku.
Tanpa sengaja mataku tertumbuk pada sebuah bingkai berwarna biru laut. Di sana
jelas terpampang foto ku bersamanya serta teman – teman satu kelasku dulu.
Tangankupun bergerak perlahan mendekati bingkai itu dan mengambilnya. Mataku
berkaca – kaca mengingat sebuah memori..
Saat
itu...
Saat terakhir kali aku berkumpul dengan dia dan
tentunya dengan teman – teman sekelasku. Hari itu yang merupakan hari
perpisahan untuk kami, seluruh siswa – siswi 9g. Di hari itu kami mengadakan
acara perpisahan sekaligus syukuran kecil – kecilan atas kelulusan kami. Acara
itu bertempat di salah satu rumah temanku.
Pagi itu sebelum acara syukuran di mulai aku dan
teman – teman berkumpul di sekolah. Pada saat aku ingin menemuinya ke kantor guru ada salah
seorang guru yang memanggilku.
“Neng sini.” Ujar guru tsb.
“ Iya bu, ada apa?” Jawabku
dengan penuh kesopanan.
“ Kamu itu belum jadi alumni
saja sudah sombong, tidak mengenal ibu apalagi nanti kalau sudah benar – benar
keluar. Ingat neng kamu itu masih menjadi siswa smp ini, kamu itu belum
mendapat ijazah.” Ujar guru tsb mengomeliku.
“ Maksud ibu apa?” Tanyaku
heran, karena memang aku merasa tidak mempunyai salah pada guru tsb.
“Ya pada saat kamu tes wawancara di SMA bertemu ibu diam saja, kakak kelas kamu, teman
– teman kamu yang lain saja masih menyapa ibu, eh kamu yang baru keluar sudah
sombong seperti itu. Lagian belum tentu kamu di terima di SMA favorit itu.” Ucap guru itu.
“Maaf bu, saya tidak
bermaksud seperti itu, saya memang benar – benar tidak mengetahuinya. Maafkan
saya bu. Lagian tidak mungkinlah saya sombong
pada guru – guru saya sendiri.” Ujarku membela diri , karena memang aku
merasa tak melihatnya pada saat itu.
“ Sudah kamu tidak usah
minta maaf. Ibu sih tidak apa – apa kamu perlakukan seperti itu. Ibu sih
bukannya gila hormat, tapi cuma memberi tahu kamu.” Ujar dia dengan nada yang
memang dari awal bicarapun sudah ketus.
“ Iya bu terima kasih,
sekali lagi saya minta maaf.” Ujarku yang sudah mulai naik darah.
Setelah
itu akupun menghampiri meja bu ati yang di kala itu penuh oleh gerombolan anak
– anak yang ingin mendaftar ke SMK. Aku menunggu anak –anak itu pergi sambil meredam emosi, aku tak mau dia melihatku sedang emosi.
“ Hey ada apa tadi kamu di
panggil ibu Lina?” Tanyanya lembut.
“Abis di omelin bu.”
Jawabku enteng.
“ Ibu
tau, maksud ibu ada masalah apa kamu? “ tanyanya lagi.
Akupun
menceritakan kejadian tadi tanpa terlewat satupun sambil bicara berbisik –
bisik.
“ Udah kamu minta maaf aja
lagi.” Sarannya.
“ Kan Nita udah minta maaf
berkali – kali bu.” Protesku.
“Udah sana sekali lagi
aja.” Perintahnya.
Akhirnya
aku menuruti perintahnya dan segera menghampiri meja bu Lina untuk meminta maaf
lagi. Namun respon yang aku dapat tetap sama. Setelah itu aku kembali lagi ke mejanya.
“ Udah
bu, tapi tetep aja kayak gitu.” Ujarku mengadu.
“ Ya sudah yang penting kamu
sudah minta maaf.” Ujarnya menenangkanku.
Setelah
itu aku menyampaikan maksud kedatanganku untuk memberitahu waktu acara itu akan di mulai. Tak lama
kemudian aku pamit keluar.
***
Tanpa terasa air mataku menetes mengingatnya.
Mengingat semua kenangan bersamanya. Dia yang selalu ada di sampingku saat ku
jatuh dan terluka. Dia yang selalu mendukung dan memberikan motivasi padaku.
Aku memeluk foto itu erat – erat sambil berbaring.
Tak
terasa waktu semakin berlalu dan jam dinding telah menunjukan pukul 00.00. Aku masih belum bisa juga memejamkan mataku. Perlahan – lahan ku coba untuk tidur , namun mataku
tidak bisa terpejam.
Hati
dan jiwaku terasa sangat lelah.
Rasanya aku tak kuasa lagi memendam seluruh kerinduan ini. Rasanya aku ingin
meneriakan pada dunia bahwa aku sangat merindukannya. Lambat laun mataku mampu
terpejam dan aku telah terbuai dalam indahnya
mimpi bersamanya. Hingga...
“Nita ayo bangun!! Sudah
siang. Apa kamu tidak sekolah?” Ibuku berteriak
membangunkanku.
“Iya bu , nita sudah
bangun.” Aku melihat jam yang ada di
dinding kamarku, mataku terbelalak melihat jam tersebut sudah meunjukan pukul 6 kurang 15 menit. Ah aku telat.
Sial!!
Hari ini sangat sial fikirku. Pagi ini aku terlambat dan di hukum. Buku tugasku
lupa kubawa hingga aku di hukum. Huh..!!
Menyebalkan..!!
Saat
aku berada di angkot hendak pulang kerumah, tiba – tiba hp ku berdering. Sebuah
pesan singkat masuk.
From : 081312159328
Hai sayang apa kabar?? Sudah lama ibu tak
menghubungimu. O ya, selamat Ulang tahun ya...
Ibu tunggu km di SMP sekarang,ok?
Love,
Mrs.Ati
|
Aku tersenyum
melihat pesan singkat itu. Ya allah aku lupa hari ini adalah hari ulang tahunku.
Ah.. Ternyata dia masih mengingatnya. Aku pun langsung
bergegas menuju ke SMP tempat ku bersekolah dulu tanpa pulang terlebih dahulu ke
rumah. Aku sangat ingin melihatnya. Akupun tak lupa membalas smsnya.
To : +6281312159328
Makasih ibu sayaang...:)
Ok nit kesana..
Love u too,,.
|
Sesampainya disana kulihat SMP sudah sepi. Aku masuk mencoba
mencarinya, namun tak kutemukan dia. Tak
mungkin dia membohongiku. Aku masuk ke bekas kelasku dulu.kelas itu telah sepi
.
Ah... Sial banget sih hari ini , aku ketipu!
Sms itu palsu!! Menyebalkan..!! Fikirku.
Di tengah kekesalanku, kudengar sebuah suara
yang tak asing lagi.
“Sedang menunggu siapa? ” suara
itu terdengar begitu familiar. Yah itu suaranya. Aku mencari asal suara itu dan
aku terkejut melihatnya datang bersama sahabat – sahabat kelasku berjalan
menghampiriku sambil menyanyikan lagu selamat ulang tahun dan sebuah kue.
“Selamat ulang tahun, nak. Semoga kau tambah dewasa.” Ujarnya.
“Makasih bu, makasih.” Ujarku sambil memeluknya.
Sore itupun aku merayakan ulang tahunku
bersamanya dan sahabat – sahabatku di ruangan yang mempunyai banyak kenangan
indah itu. Pulangnya dia mengantarku sampai rumah. Aku bahagia sekali.
Ah hari ini berubah menjadi hari terindah
dalam hidupku. Aku bertemu dengan orang – orang
yang selalu aku rindukan. Terima kasih
ya allah kau telah memberikan secercah kebahagiaan di hari yang spesial
untukku. Kini semua kerinduanku padanya telah terpenuhi dan dia telah kembali
menemani hari – hariku.
***
-selesai
-
Created By : Nita
2010